Kamis, 31 Agustus 2023

KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

 

 



Hallo insan pendidik yang berbahagia, perkenalkan saya Aris Margo Susanto, S.Pd.I mengajar di SD Negeri Sewukan 1 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang CGP Angkatan 9. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sedikit tentang kesimpulan  dan refleksi yang saya dapatkan selama mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara. Semoga melalui tulisan saya ini bisa memahami arti dari Merdeka belajar untuk siswa.

         Pembelajarn adalah proses interaksi antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik pada suatu lingkungan belajar. Selain itu pembelajaran merupakan suatu proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik melalui proses perolehan ilmu, penguasaan serta pembentukan sikap peserta didik.

        

 Sebagai seorang pendidik (guru) harus melaksanakan dasar kerja pendidik seperti yang telah di cetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu : Ing Ngarsa Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (ditengah membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (dibelakang memberi dorongan) yang dalam pelaksanaannya pendidik harus berkolaborasi dengan orang tua maupun Masyarakat.

         Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam kodrat alam disini kita sebagai seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik demi membentuk karakter siswa yang mereka terapkan baik di sekolah, rumah maupun Masyarakat. Sedangkan kodrat zaman, pada Pendidikan global saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki kemampuan yang bisa mengikuti sesuai perkembangan jaman yang lebih menjurus ke digitalisasi Pendidikan.

 Setelah saya mempelajari dan merefleksikan filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara, ada beberapa pokok penting sebagai bekal saya sebagai Calon Guru Penggerak yang memerdekakan anak dalam proses belajar.

 1.     Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1

Menurut saya, siswa sebagai peserta didik adalah ibarat kertas kosong yang harus kita gores untuk menjadi sebuah buku yang baik. Seorang guru bertugas mentransfer pengetahuan dan keterampilan anak. Yang mana apa yang diberikan sudah satu paket dengan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran adalah proses membuat peserta didik menjadi aktif. Pembelajaran disini terpusat pada peran guru sebagai pendidik yang sangat dominan. Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas. Dan Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi sesuai kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum dan harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum. 

 

Dalam pembelajaran di kelas saya terfokus untuk target kurikulum dengan mengajar, memberikan tugas. Saya berpikir sangat mudah dalam mengajar karena memberikan materi, Tugas dan anak bisa mengumpulkan tepat waktu tanpa merefleksikan tentang pembelajaran yang memerdekakan anak. Dan saya juga sering mengeluh karena ada sebagian anak yang tidak mengumpulkan tugas, sulit di atur dan lambat berpikir walaupun soal-soal  dan materi itu saya sudah jelaskan. Dan terkadang saya juga menngunakan metode ancaman agar siswa-siswa mau menyelesaikan tugas yang saya berikan. Dan Ternyata metode seperti itu tidak salah atau tidak diperkenankan dalam proses Pembelajaran.

 

2.     2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

Pemikiran atau prilaku saya setelah  mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Saya menyadari kekeliruan bahwa selama ini berpendapat bahwa, pembelajaran hanya berpusat pada seorang guru yang mengajarkan pembelajaran ke siswa. Perubahan yang saya rasakan dari mempelajari filosofis Ki Hajar Dewantara dalam  Proses Pembelajaran yang dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik anak sebagai Subjek bukan Objek (Karena anak adalah pusat pendidikan).

Dalam pembelajaran tidak menghendaki Paksaan-paksaan melainkan memberi “tuntunan” bagi hidup anak agar dapat berkembang dengan selamat, baik lahir maupun batinnya. Menyadari bahwa setiap anak itu istimewa, unik, dan memiliki potensi dalam dirinya.  Anak dididik di sekolah sesuai dengan bakat dan minat. Pendidik sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh, membimbing anak sesuai kodratnya agar jiwanya merdeka lahir dan bathin. Guru memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajar yang mereka sukai. Dari yang tadinya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi Merdeka Belajar “. 

Merdeka Belajar yang saya lakukan di Kelas,  mata pelajaran saya Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Sewukan 1, dengan materi Shalat. dalam materi ini  saya menjelaskan materi pembelajaran saya, dan saya  membebaskan siswa untuk menggunakan bacaan shalat sesuai dengan kepercayaannya. Ada yang menggunakan kabiro, ada yang menggunakan ba’it baini.

 

Dalam hal ini, Kita sebagai pendidik harus berusaha menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid, murid dan murid. Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun, membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga anak-anak atau peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan hidupnya.

 

3.     3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

a.     Saya sebagai pendidik harus disiplin dalam waktu ke sekolah

b.     Jadilah Seorang guru yang bersahabat dengan peserta didik agar siswa merasa nyaman ketika melakukan proses pembelajaran.

c.     Guru harus menjadi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan dan kerjasama, tolong menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah.

d.     Mendorong dan memotivasi peserta didik untuk saling berbagi solidaritas jika ada salah satu warga sekolah yang mengalami kekurangan misalnya alami musibah, orang tua meninggal, membiasakan anak mencintai lingkungan kelas/ sekolah.

e.     Meningkatkan karakter anak dengan pembiasaan dengan cara saling menghormati antar peserta didik dengan gurun dan peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya.

Diakhir Tulisan saya ini, saya ingin menyimpulkan bahwa Peserta didik diberi kebebasan untuk bereksplorasi, berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagaiseorang guru, memberikan tuntunan, arahan, bimbingan agar kemerdekaan mereka tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang datang. Belajar bisa dilakukan dimanapun sesuai konteksnya. Semua tempat adalah sekolah, semua rumah adalah sekolah. Untuk itu, guru harus terus mengembangkan kompetensinya agar bisa beradaptasi dengan perubahan. Kita harus memahami peserta didik sebagai individu yang unik, khas sesuai kodratnya. 

Refleksi Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara, Saya ingin mengajak para pendidik semua untuk lebih memahami tentang Dasar Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara, sehingga kita dapat mentransformasikan perubahan ekosistem belajar yang terpusat kepada Anak, Anak dan anak. 

 

Aksi Nyata Modul 1.1 Penerapan FIlosofi Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah

 Di bawah ini merupakan Link materi Aksi Nyata Modul 1.1 Penerapan FIlosofi Ki Hajar Dewantara di Kelas dan di Sekolah. (Aris Margo Susanto)...